Catatan di Polewali Mandar #9
Kuis Kata:
Level 2!
Tulisan ini sebenarnya ada di
buku kumpulan cerita 55 guru SM-3T penempatan Polewali Mandar. Jadi kami
membuat sebuah project buku yang dikumpulkan ke LPTK UNY. Namun kontennya
sedikit kuubah untuk blog agar tidak terlalu formal banget yang menggunakan
bahasa baku. Kembali pada hakikat “Pengen
lebih sering nulis hal-hal ga penting tapi tetap berkesan” #iyainaja. Dan buku
kami ini punya cover yang kiyott banget dibuat sama Kris, salah satu teman SM-3T
penempatan Polewali Mandar. Seperti ini tampilannya.
And here is, my next story untuk “Catatan di Polewali Mandar #9”.
“Selamat datang di pelajaran bahasa
Indonesia yang menyenangkan”. Kalimat yang kadang kuucapkan ketika pelajaran
akan dimulai. Ya, aku mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 2
Campalagian. Salah satu sekolah yang dijadikan tempat mengabdi guru-guru muda
selama satu tahun. Tak pernah kusangka bahwa
takdir akan membawaku ke Polewali Mandar yang begitu jauh dari rumah dan menjadi
destinasi selanjutnya dari hidupku. Ditempatkan di SMA Negeri 2 Campalagian
dengan segala warna-warninya membuatku berpikir bagaimana membuat proses
belajar-mengajar menjadi menyenangkan. #ngakaksohard.
Menurut siswa-siswi SMA Negeri 2 Campalagian pelajaran bahasa Indonesia sulit #serius, mereka jarang membaca dan
menulis sehingga mereka sering sekali salah saat menulis kata. Ya, mereka boleh
saja dikatakan siswa SMA, namun banyak dari mereka masih sering salah saat
menulis kata #acakadut. Bahasa Indonesia adalah pelajaran menulis, namun beberapa
dari mereka kadang belum tepat menuliskan beberapa kata. Jika terdapat kata
yang berakhiran huruf “n” mereka terkadang menambahkan huruf “g” di
belakangnya, seperti contoh pada kata bulan,
mereka akan menuliskannya menjadi bulang
atau pada kata kapan mereka
mengubahnya menjadi kapang. Lain lagi
ketika menulis kata yang berakhiran huruf “a”, beberapa dari mereka akan
menambahkan huruf “h”, seperti contoh pada kata suka, mereka menulis menjadi sukah.
Hal ini dikarenakan pengaruh dari pelafalan bahasa Mandar yang sering
mengucapkan kata dengan berakhiran konsonan sengau “ng”. Aku mencoba untuk
memperbaiki kesalahan penulisan mereka. Ide yang tercetus saat itu adalah
dengan mengadakan kuis kata. Padahal mah
ini cuma kayak mendikte kata biasa sewaktu belajar menulis sekolah dasar dulu,
biar keliatan kece dinamain aja kuis kata #thinksmart.
ini waktu ulangan, pas kuis lupa ga motret mereka
Jadi sederhana saja, aku akan mendikte mereka dengan
beberapa kata yang akan kuucapkan, tugas mereka adalah menuliskan bentuk dari
kata yang kuucapkan. Setelah selesai mendikte, kami akan bersama-sama
mencocokkan jawaban #sesimpleitu. Aku menuliskan jawaban yang benar di papan
tulis, ketika tulisan mereka salah, mereka akan menjadi tahu penulisan kata
yang benar. Pelan tapi pasti penulisan kata mereka membaik, meski ada beberapa
yang masih salah namun dengan latihan mereka pasti akan bisa menulis kata
dengan benar. Mereka menjadi semangat untuk kuis
kata, mereka selalu menanyakan kapan akan diadakan kembali kuis kata. Aku senang mereka mulai
antusias untuk menulis, baiklah, level permainan dinaikkan. Saatnya kuis kata level 2 #interest.
Tugas mereka adalah menulis lirik lagu yang rumpang. Jadi
seperti ini, aku akan memainkan beberapa potongan lagu dan aku membagikan
mereka kertas berisi lirik yang di beberapa bagian sudah kukosongi. Kayak gini
bentuknya,
Tugas mereka adalah menulis lirik yang sudah kukosongi
tersebut sembari mendengarkan lagu yang aku putar. Masih sederhana dan
esensinya tetap sama dengan level 1, mereka menjadi lebih antusias untuk
mengerjakannya. Di satu sisi mereka harus mendengar kata apa yang dinyanyikan
dalam lagu tersebut, di satu sisi mereka harus menulis bentuk kata tersebut
dengan benar #cerdasihhguehahaha. Ya, mereka bersemangat sehingga aku senang
sekali mereka menjadi menyukai kegiatan menulis.
Hmmm, untuk memutar lagunya aku meminjam speaker kecil
berbentuk tabung dari Yogi, katanya sih speaker punya sepupunya. Suara yang
dihasilkan mantep coyy, untung kita masih numpang di SMP sebelah yang ada
listriknya. Pernah suatu ketika mati lampu, alhasil kita cuma pake speaker dari
hape yang suaranya gak seberapa dan kita jadi duduk melingkar dempet-dempetan
untuk denger suaranya #sumpah. Asyik si sebenarnya, cuma pada brutal dan
situasinya jadi kacau kalo ada yang tiba-tiba ngomong dan suaranya lebih keras
dari suara hape. Hahahahaha, jadi pada sensi saat kuis karena gak denger
lagunya dan mereka ketinggalan jawabannya.
1 jam pelajaran cukup untuk mengadakan kuis kata level 2 ini. “6 lagu, 40 kata
yang harus ditulis, kalian siaaaaaaaaaap?” Tanyaku pada mereka sok heboh.
“Siaaaaaaaaaap!!” jawab mereka dengan serentak. Mereka
semangat ketika kuis kata doang. Huft. Namun, tidak jarang salah satu dari
mereka akan berkata, “Pak, lagunya terlalu cepat.” Atau “Pak, ada kata yang
sulit!”. Atau mereka tidak segan bertanya, “Pak jawaban nomor 3 ternoda apa
tergoda si?” (lagu Melly Goeslaw – Bunda). Aku tersenyum, karena level
dinaikkan, maka tantangannya pun menjadi lebih terasa. Aku memilih lagu dari
yang bertempo lambat kemudian ditutup dengan lagu yang bertempo cepat.
Lagu-lagu yang kupilih adalah lagu yang dekat dengan
keseharian mereka, contohnya saja lagu bertemakan nasionalisme, persahabatan, bahkan
kasih sayang orang tua, bukan lagu dangdut yess yang tema lagunya ga sesuai
dengan umur mereka. Padahal mereka selalu rikues, “Pak lagu dangdut dong aapa lagu
Malaysia gitu.” Hhhmmm lu kire cari lagu dan motong lagu itu gampang, hahahaha.
Jeda dari satu lagu ke lagu berikutnya juga tidak lama, ini untuk meminimalisir
mereka curang. Tidak jarang mereka bertanya ke teman sebangku atau teman yang
duduk di belakang mereka, #socheating. Mereka sangat ahli untuk mencari jawaban,
tapi mereka gak tahu, aku lebih ahli untuk ngegap mereka saat nyontek
#senyumevil.
Aku berkata pada mereka, “Ayo kerjakan sendiri, fokus
dengan kata apa yang kalian dengar!” Aku akan memutar lagu dua kali, ini
permintaan mereka. Setelah kami mencocokkan jawaban yang benar, kemudian kami
akan berkaraoke berjamaah dengan bernyanyi bersama, lagu-lagu yang dipilih juga
lagu yang mudah untuk dinyanyikan #releasestresscoyy. Kuis kata ini hanya untuk
selingan ketika mereka jenuh dengan materi. Dari observasi yang aku lakukan,
mereka akan lebih senang ketika ada proyek. Bahkan mereka mempersiapkan satu
minggu untuk proyek pentas drama (baca Catatan
di Polewali Mandar #4). Aku menyimpulkan mereka sangat kreatif, namun belum
ada wadah yang tepat untuk menampung kreativitas mereka.
Pada akhirnya di penghujung pengabdianku, aku mengajak
mereka untuk membuat sebuah buku antologi puisi. Mereka sangat bersemangat
dengan proyek akhir ini, puisi hasil karya mereka sendiri dan dibukukan pula.
Aku hanya membetulkan sedikit yang dirasa perlu untuk dibetulkan. Aku tidak
akan berbicara puisi-puisi yang mereka tulis benar atau salah, baik atau buruk.
Aku menghargai setiap masing-masing karya dari mereka, yang terpenting adalah
proses kreatif mereka dari menulis hingga sampai mau untuk mengumpulkannya dan
bersama dengan yang lain menjadikannya sebuah buku #macakbijaklagi. Aku senang
sekaligus bangga, aku dan mereka dapat menunjukkan pada dunia (sumpeh ini
berlebihan) bahwa siswa-siswi SMA Negeri 2 Campalagian angkatan pertama bisa
berproses kreatif menulis puisi. Aku menekankan pada mereka bahwa setiap orang
bisa menulis, dengan menghargai proses dan terus berlatih, aku yakin salah satu
dari mereka bisa saja menjadi Chairil Anwar berikutnya #whoknows.
¤∞∞¤∞∞¤
2 comments