Untuk Sebuah Tempat yang Kau Sebut Rumah

 taken from zedge.net

Dulu waktu semester 1 pasti temen-temen satu kelas selalu mengejekku jika aku selalu pulang dan di cap sebagai ‘cah mudik-an’. Aku selalu tertawa jika mengingat hal tersebut. Mereka selalu bilang “Selamat mudik, selamat bertemu mamak!” Hahahah, lucu mengingat ekspresi mereka yang campur-campur, antara mau ngejek sama mau say goodbye gitu. Well, aku tahu mereka peduli dengan keadaanku yang selalu ‘homesick’. Dulu aku selalu pengen pulang padahal esoknya masih ada kuliah, Entah kenapa ga kerasan lama-lama di kosan.
Maka dari itu aku berpikir, mencari-cari suatu hal kenapa aku selau pengen pulang ke Magelang, dan aku pikir aku tahu jawabannya.

  • Uang saku abis
Alasan klise untuk setiap mahasiswa yang ngekos, ya ini alasan mengapa aku selalu pulang karena bapak menjatah uang saku seminggu sekali. Dulu aku ingin uang saku setiap sebulan sekali, jadi aku tak perlu pulang ke rumah setiap seminggu sekali. Tetapi bapak pernah berkata, “Uang saku seminggu sekali saja, biar kamu pulang selalu pulang seminggu sekali, biar kamu inget kalo kamu masih punya rumah.” Cessssshhhhhhh!! Sumpah ini kata-kata bapak nohok banget. Jadi aku selalu pulang seminggu sekali sekedar nengok keadaan rumah. Hmmm---

  • Temen keluh kesah bapak mamak
Nhah ini dia kenapa berat banget rasanya jika minggu sore atau senin pagi harus balik ke Jogja, karena setiap pulang Magelang selalu jadi tempat ‘curhatnya’ mamak sama bapak. Ya, mereka berdua adalah sahabatku. Aku bisa cerita apapun dengan mereka, mereka benar-benar pendengar yang baik. Begitu juga dengan mereka yang selalu menceritakan hal apapun saat aku sedang tidak berada di rumah. Setiap di akhir cerita mereka selalu memberikan penyelesaian yang mungkin bisa membantu menghadapi masalahku yang seabrekk!! Bapak dan mamak tidak pernah menghakimiku, mereka membebaskanku untuk berbuat apapaun asalkan tidak berbuat hal yang aneh-aneh dan merugikan. Mereka 100% percaya padaku, maka dari itu aku tak bisa menyiakan kepercayaan yang mereka berikan. Aku beruntung memiliki sahabat seperti mereka.

  • Sebuah Ruang Hangat
Rumahku sangat kecil, hanya ada dua kamar tidur. Dulu saat masih ada bapak, mamak, dan kedua kakak, rumah kecil ini begitu ramai, selalu ada cerita di balik dinding penyekat antar ruang. Dan ketika bapak dan mamak memutuskan untuk pindah menemani mbah, rumah ini masih saja tetap hangat dan membekas meski tanpa kehadiran mereka. Mungkin ada sejuta alasan kenapa mereka memutuskan untuk pindah. Saat lebaran beberapa tahun lalu, mereka mengumumkan hal itu. Tawa berganti menjadi tangis saat aku tahu mereka tidak akan tinggal bersamaku lagi. Satu persatu pergi, begitu juga dengan kedua kakakku, pekerjaan mereka yang menuntut mereka untuk pergi. Kemudian aku yang harus ke Jogja untuk kuliah. Hmmm, rasanya rumah ini begitu sepi. Tapi aku tahu masih ada sebuah kehangatan yang hadir menyeruak dan menyambut kami ketika kami pulang.

  • Pulang = Menenangkan Jiwa
Segudang masalah yang menghampiriku hanya satu penyelesaian, yaitu pulang ke rumah!! Dan ketika aku kembali ke Jogja aku sudah tenang dan melupakan segalanya. Ketika banyak masalah, satu-satunya cara untuk melupakan ya pulang ke rumah. Di rumah bisa tenang, denger lagu kenceng-kenceng pake sound, nonton dvd sampe subuh, makan mie telor sepuasnya, ngetik-ngetik sampe malam, dan tidur!! Kata Ardhian kemarin waktu ke rumah, “Pantes pekerjaanmu hanya tidur, lha wong tempate enak gini buat tidur.” Hmmm—aku tertawa, mungkin ini kenapa aku gampang banget ngantuk dan tertidur. Aku selalu menemukan tempat yang cocok untuk tidur. Heehehehehe. Setiap pulang memang enak kalo buat tidur. Aku yang aneh aku yang punya segala cara untuk menenangkan jiwa dan rumah menyambutku dengan ketenangannya.

  • Rumah jadi tempat kumpul
Ini rumah udah jadi basecamp nya koprol, mereka kalo ngakak guling-guling ya di rumah ini. Hmm—begitu juga dengan the guzt’s, ngerjain tugas sama Yuna, intinya rumah jadi tempat kumpul, ini karena rumah letaknya strategis banget, gampang dituju. Yah, selalu ada tawa saat mereka di sini, Paling tidak seminggu sekali rumah rame dan gak akan pernah sepi. Maka dari itu, kenapa aku selalu pulang, karena mungkin saja ada agenda ngumpul-ngumpul dan hadir tawa yang meramaikan rumah kecil ini.
Kata pepatah, “kau akan selalu menemukan jalan pulang entah bagaimana caranya.”

-Another summer day, has come and gone away, in Paris and Rome, but I wanna go home......Let me go home, I’m just too far from where you are, I wanna come home.......It will all right, I’ll be home tonight, I’m coming back home.......

(Home)

taken from zedge.net

You Might Also Like

0 comments