Siapa yang (Sebenarnya) Peduli?


 1 Desember 2013, Pukul 10:25
Tadi malam aku ketiduran di depan tv, aku terbangun karena mamak tiba-tiba menyelimutiku dengan selimut yang benar-benar hangat. Udara Magelang pada saat malam dan pagi hari benar-benar sangat dingin. Kemudian mamak tidur di sampingku. Aku berpikir, apakah hanya mamak dan keluargaku yang peduli padaku. Aku sempat membaca timeline twitter, banyak dari temanku yang masih belum tidur, mereka masih sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Aku mengetwit sesuatu, tidak ada respon. Kemudian aku tidur lagi. Aku memang tak mengharap balasan twit, namun aku merasa aku hanya seseorang yang benar-benar sendiri. Ingin rasanya punya seseorang yang mau berbagi apapun denganku, entah kesedihan atau kebahagiaan. Yang kurasakan orang-orang datang padaku jika mereka ingin bercerita karena memiliki masalah. Tapi jika mereka sedang bahagia, mereka entah ke mana. Aku juga tak pernah protes akan hal itu, aku siap jadi pendengar mereka. Namun, jika di saat aku ingin bercerita pada mereka, mereka seolah-olah tidak ada di pihakku, mereka memposisikan aku yang salah. Mereka tak memahamiku, itu yang aku rasakan. Ingin rasanya seseorang bernyanyi I’ll stand by you dan membuatku yakin bahwa aku tak akan pernah merasa sendiri. Jika aku ada masalah di Jogja, pasti aku pulang ke Magelang, karena aku merasa bahwa dengan pulang ke rumah, perasaanku akan merasa baikan. Banyak orang menanyakan keadaanku, aku harus menjawab, aku baik-baik saja. Bukan untuk apa-apa, jika aku bercerita, aku takut mereka tidak di pihakku. Aku disalahkan lagi dan lagi. Mungkin orang-orang akan menyebutku berlebihan, jika mereka mengatakan hal itu berulang-ulang, bukti bahwa mereka belum bisa memahamiku. Aku ya memang begini adanya, aku tak pernah meminta mereka untuk peduli denganku. Tapi ingat satu hal, jangan pernah membuat seseorang sakit hati jika kamu tak ingin disakiti.

...Oh, mengapa kau terlihat begitu sedih, air mata menggenang di matamu, kemari datanglah padaku sekarang, tak usah malu untuk menangis, biar aku melihatmu utuh, karena aku juga telah melihat sisi gelap, saat malam menyelimutimu, kau tak tahu yang harus kau lakukan, tiada satupun pengakuanmu yang akan mengurangi cintaku padamu...
...Aku kan selalu di sisimu, takkan kubiarkan seorang pun menyakitimu, aku kan selalu di sisimu...
...Jadi, jika kau marah, tumpahkanlah, jangan tahan di dalam dada, kemarilah dan bicara padaku, tapi hey, memangnya apa yang kau sembunyikan, aku juga marah, tapi aku begitu mirip denganmu, saat kau berdiri di persimpangan, tak tahu jalan mana yang harus kau tempuh, biarkan aku menemanimu, karena meskipun kau salah...
...Bawa aku ke dalam saat-saat terkelammu, dan aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku akan selalu di sisimu...

(I’ll stand by you yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia)

You Might Also Like

0 comments