Kita adalah Sepasang Sepatu

Taken from zedge.net

Sepatu
By: Tulus

Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknya             
Mungkin tak semua bisa bersatu...

I love this song, pertama kali mendengarnya saja udah langsung dapet feel bahwa ini lagu emang sesuai cerita saya. Hahahaha... Satu kelebihan lagu ini adalah antara lirik dan nada-nada yang terangkai benar-benar sejalan, pas, dan menyatu.
Track berdurasi 3 menit 35 detik ini sangat pas didengar kala gerimis, benar-benar romantis, manis, dan tidak berlebihan. Diawali petikan gitar dan dentingan piano saat intro hingga verse pertama dan pada saat Tulus menunjukkan vokal simple-nya membuat orang yang pertama mendengarnya seperti diajak masuk lebih dalam untuk menyelami lagu ini. Setelah verse pertama hentakan drum yang pelan dengan satu ketukan, it’s simple but keren banget..!!! Baru pas chorus deh full band masuk dan ini poinnya yang menjadikan bahwa lagu ini emang easy listening banget, apalagi ditambah terompet yang sesekali hadir, menambah kesan jazz-nya, tapi ini jazz simple dan gak ngebosenin. Saya bisa mengatakan bahwa Tulus cerdas dengan menyanyi sederhana di lagu ini, padahal vokalnya cenderung vokal laki-laki yang berat. Namun, ia tak memainkan nada-nadanya hingga menurut saya ini lagu jadi pas dan tidak berlebihan, padahal jazz itu bisa diimprovisasi kemana-mana. Musiknya juga udah dehh, emang semua ngedukung posisi Tulus sebagai kepala pasukan yang menghadirkan satu lagu ini untuk orang-orang yang ceritanya “gak bisa sama orang yang dicintainya”. Setelah chorus kedua ada backing vokal yang cuma uwoo....uwoo.. berulang-ulang mengisi part sebelum coda, itu juga gak berlebihan pokoknya serba pas. Satu yang saya suka adalah vokal Tulus di ending, bener-bener mewah...!!! improvisasi yang cerdas dan memorable bangeeeeetttt..!! Coba cek saja lagunya. Menurut saya lagu ini adalah lagu yang simple tapi elegan, mengingatkan saya pada lagu leaving on a jetplane atau bizzare love triangle, lagu-lagu yang simple tapi amazing banget.
Setelah review musik, kini review lirikkk....!!!! Aku suka liriknyaa, sumpaaaahhh...Pemilihan diksinya gak ketebak, memorable, dan cerita yang ingin disampaikan sampe ke penikmat lagu ini. Cerita dua insan yang gak bisa bersatu diibaratkan sepasang sepatu, satu kata buat cerita lagu ini: cerdas!! Aku suka lirik bagian ini, “Ku senang bila diajak berlari kencang...Tapi aku takut kamu kelelahan...Ku tak masalah bila terkena hujan...Tapi aku takut kamu kedinginan...” Penggambaran sosok yang tidak egois terhadap orang yang disukainya, bisa juga diartikan sebagai sebuah bentuk perhatian seseorang kepada seorang lainnya. Intinya adalah dua orang yang selalu bersama-sama di mana salah seorang dari dua orang tersebut menyukai orang satunya, namun, meskipun selalu bersama-sama keduanya tidak bisa berbuat apa-apa. Arti dari lirik, “Terasa lengkap bila kita berdua...Terasa sedih bila kita di rak berbeda” adalah keduanya yang selalu hadir berdua mengisi sebuah kekosongan, jika mereka berdiri di satu tempat yang sama mereka akan saling melengkapi, namun sebaliknya, jika mereka di tempat yang berbeda, mereka akan baru merasa kesedihan (kekosongan) tersebut. Coba bayangkan jika kita ingin memakai sepatu, namun hanya ada satu sepatu, sedangkan sepatu yang satunya entah kemana, pasti kita tidak jadi pakai sepatu tersebut, masa iya kita hanya memakai satu sepatu? Poinnya, sepasang sepatu akan menjadi tidak bermakna jika salah satu dari keduanya tidak ada. Arti lirik,“Di dekatmu kotak bagai nirwana...Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya” adalah jika mereka di satu tempat yang sama, seolah-olah mereka berada di surga atau tempat yang nyaman. Namun, karena mereka bagai sepasang sepatu, walau di tempat yang sama sekalipun mereka tetap tak bisa saling sentuh yang menandakan bahwa mereka tak bisa berbuat apa-apa. Aku juga menyukai lirik terakhir yang berbunyi, “Cinta memang banyak bentuknya...Mungkin tak semua bisa bersatu...” Aaaarrrggghhh, ini lho yang bikin kita yakin bahwa cinta itu bisa dimaknai berbeda-beda oleh setiap insan yang sedang jatuh cinta.
Jika saja lagu ini hadir sekitar 5,5 tahun lalu, saya akan menyanyikannya untuk seseorang yang saya suka. Di situasi yang benar-benar hanya ada kami berdua, gerimis, berdua di temani hujan, dan berjalan sepanjang jalan yang sisi kanan-kirinya hanya ada pohon yang meneduhkan. Kami lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan saat hujan turun daripada berteduh di bawah pohon. Karena kami yakin, meski waktu kami hentikan, kami tetap saja dua insan yang tak akan pernah bisa bersatu karena suatu keadaan yang menyebabkan itu semua.
Sekian.

*Musik itu universal, review saya yang memuji lagu ini karena saya sangat suka lagu ini. Yuhhuuuu...


*Bisa lihat video klipnya di sini.

You Might Also Like

2 comments