Sebuah Surat yang Kedua

9 Oktober 2013
Aku masih ingin menyampaikan banyak hal pada kalian, hanya dengan cara ini aku dapat menyampaikannya.
Setiap orang berhak untuk bahagia, termasuk kalian. Hingga pada suatu titik dimana aku berpikir bahwa untuk masa-masa sekarang setiap keputusan yang kuambil harus benar-benar tepat dan bijaksana. Karena aku tak ingin menyakiti banyak orang dengan setiap keputusan yang kubuat.
Aku pernah belajar dari seseorang di masa lalu bahwa jika kita ikhlas dari kekecewaan kecil, kita tidak akan dipaksa merasakan pedihnya kekecewaan besar. Ya, aku kecewa dengan situasi ini. Tetapi aku tak punya hak untuk marah. Tak akan pernah.
Maaf jika aku berubah, karena kalian yang memaksaku untuk seperti sekarang ini. Kenangan masa lalu, membuatku untuk tidak berpihak pada salah satu diantara kalian. Jika kalian berjalan ke arah yang berbeda, maka aku hanya akan di persimpangan jalan saat kalian berjalan ke arah yang berbeda. Jika kita tak pernah bisa memulainya dari awal, biarkan waktu yang akan membuka segalanya.
Ketahuilah bahwa empat bulan ini aku belum dekat (lagi) dengan salah satu diantara kalian. Aku tak tahu mengapa, hanya saja aku bahagia jika kita bersama saat kita bertiga. Ada bagian-bagian dimana ini waktu terbaik yang pernah aku lalui. Aku tak mau masing-masing dari kalian terluka dan kecewa. Ada konsekuensi yang harus aku terima dengan situasi ini. Tapi tak mengapa jika ini adalah hal terbaik untuk situasi.
Permasalahan mungkin akan membuatmu terluka, tetapi ia membuatmu semakin dewasa. Kalimat yang mengajarkanku untuk tetap menghadapi setiap permasalahan yang datang terus menerus. Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya. Entah ini sebuah persahabatan atau tidak, jika ini sebuah persahabatan berarti aku yang sebisa mungkin untuk mempertahankannya disaat kalian berjalan ke arah yang berbeda. Aku hanya ingin kalian tahu bahwa aku tak dapat melakukannya tanpa kalian. Itu saja.
Terkadang aku bingung dan harus selalu hati-hati saat berhadapan dengan kalian. Aku tak mau kalian terganggu dengan situasi ini, apalagi kita punya project besar dimana kalian berperan penting di dalamnya. Semoga saja ini tak mengganggu kalian.
Ini sedikit kata untuk kalian:
Hai lelaki, apapun yang kamu lakukan, lakukan untuk dirimu. Jangan hanya berusaha membuat dia bahagia sementara dirimu sendiri terluka. Aku tahu terjadi pertentangan dalam hatimu.
Hai wanita, menata perasaanmu sendiri akan jauh lebih baik. Kamu tak akan selalu benar dalam melakukan segala hal, namun salah ada hal yang wajar. Kurangi egomu, karena kau tak akan pernah tahu apa yang terjadi kelak.
Waktu, esensi dari semua ini. Semoga saja dengan membaca ini kalian akan tahu jawaban dari segala pertanyaan yang ada mengenai diriku. Terima kasih mengajarkanku banyak hal yang sebelumnya tak aku ketahui. Aku dapat melihatnya dengan jelas dimana aku harus berdiri sekarang tanpa takut mengecewakan banyak orang dan termasuk kalian.

***

You Might Also Like

0 comments