Membuka Hati Ketika Hujan Turun Sepanjang Siang

22 Oktober 2013
Aku adalah seseorang yang tak pandai membuka hati. Hati yang telah terluka karena seseorang yang kutunggu selama lima tahun memiliki seseorang yang ia damba, membuat hati yang telah lama didiaminya menjadi rapuh dan sesaat kemudian menjadi kosong. But, anything could happen. Aku mulai membuka hati untuk belajar menyukai orang lain dari awal lagi. Tetapi aku tak mau terlalu gegabah untuk hal ini. Bisa saja orang lain mengatakan, “kau terlalu cepat membuka hati ketika kau tahu seseorang yang kau tunggu selama lima tahun telah menentukan pilihan hatinya.”
Perasaan ‘sendiri’ dan ‘kosong’ yang kerap aku alami kuharap segera berlalu. Banyak suara-suara di kepalaku yang membuatku menjadi bingung. Apakah aku tak dapat bahagia dengan adanya seseorang di sampingku. Sesaat setelah mengetahui seseorang yang kutunggu selama lima tahun memiliki seseorang di sisinya, aku hanya dapat memandang kebahagiaan mereka dari sudut pandang yang berbeda. Sebenarnya mereka tak salah, hanya saja dengan mereka mengumbar kebahagiaan yang sedang mereka rasakan, hal itu membuatku sakit.
Semua orang berkata perihal move on. Bukankah yang dilihat dari semua itu adalah proses. Proses yang berat, membutuhkan kekuatan hati dan keberanian tuk melangkah meninggalkan semua memori akan kenangan yang pernah dibangun sebelumnya. Penerimaan dan kerelaan, itulah hal yang seharusnya ku pelajari agar aku bisa lepas dari seseorang yang kutunggu selama lima tahun. Kenyataannya, sampai hari ini aku masih saja ingin tahu kabar dan keadaan dari seseorang yang kutunggu selama lima tahun. Ada setitik rasa di diriku yang masih menginginkan seseorang yang kutunggu selama lima tahun berbicara seperti ini, “maaf kau menyukai terlebih dahulu tanpa aku sadari. Tapi aku berjanji....aku akan menyukaimu lebih lama daripada kau menyukaiku.” **
Aku tahu rasanya hal itu tak mungkin terjadi. Aku terlalu lemah untuk mengetahui segala kebenaran yang terjadi. Karena sepotong hati yang ingin merasakan kehangatan telah dipatahkan oleh seseorang yang kutunggu selama lima tahun. Aku menutup mata dan melihat sekitar, ketika semua berubah menjadi abu-abu dan membingungkan. Aku ingin lebih kuat menghadapi segala hal, namun yang kupunya hanyalah kesendirian ketika aku di ujung tebing untuk melihat matahari terbit. Pada akhirnya aku hanya bisa melepas, dua bulan ini adalah masa-masa dimana aku menguji kekuatanku sendiri apakah aku bisa melepas semuanya. Dan aku menyimpulkan, aku sedikit demi sedikit bisa melepas seseorang yang kutunggu selama lima tahun untuk bahagia dengan jalan yang sudah ia pilih sendiri.
Membuka hati ketika hujan turun sepanjang siang, hal tersebut yang ingin aku lakukan. Ditemani secangkir coklat panas di sebuah kafe sambil memandang hujan di luar yang turun dengan begitu derasnya. Dan akan aku umumkan bahwa aku siap membuka lembaran kisah kasih baru, sedikit demi sedikit melupakan seseorang yang kutunggu selama lima tahun, dan siap untuk pergi berpetualang mencari hati yang benar-benar peduli kepadaku. Apakah aku bisa melakukannya? Tuhan bantu aku, karena hal itu takkan pernah bisa menjadi mudah....


** 1000 Musim Mengejar Bintang - Charon 

You Might Also Like

0 comments