Tentang Mereka Yang Tak Lekang Oleh Waktu
“.....Sahabat
adalah mereka yang tahu kekuranganmu, tetapi menunjukkan kelebihanmu. Mereka
yang tahu ketakutanmu, tetapi menunjukkan keberanianmu. Sahabat adalah mereka
yang tahu bahwa ada sedih di matamu ketika seluruh dunia percaya dengan senyum
di wajahmu. Sahabat bukan mereka yang menghampirimu ketika butuh, namun mereka
yang tetap bersamamu ketika seluruh dunia menjauh.....”
Harus aku akui bahwa mereka adalah sosok-sosok
yang membuat hidupku lebih berwarna ketika aku beranjak remaja. Mereka adalah power ranger-ku yang selalu siap
menolongku ketika aku butuh pertolongan. Mereka yang membuatku lebih semangat
untuk menatap dunia. Tahun 2007-2008 adalah salah satu tahun terbaik yang
pernah aku lalui. Karena mereka, aku berpikir aku tak sendiri di dunia ini.
Teguh, kakak laki-laki nomor satu. Kadang aku
iri dengan dirinya: Teguh yang jago memainkan gitar, Teguh yang jago sepak
bola, Teguh yang anggota osis, dan lain-lainnya. Aku tahu, aku adalah sosok
yang menyebalkan dan kadang marah-marah tanpa sebab. Aku yang sok pelit karena
tak mau memberinya jawaban ketika ulangan. Namun, aku ingin mengatakan: terima
kasih menjadikanku tempat untuk bercerita tentang cinta monyetnya itu, ikut
mengetahui cerita cintanya yang penuh konflik. Kadang ia terlalu baik, hingga
kebaikannya itu yang membuat cintanya pergi. Terima kasih mau menjadi
pelindungku saat aku pernah bermasalah dengan seseorang. Terima kasih mau
menjadi teman sebangkuku. Terima kasih karena tak pernah bosan duduk di
sampingku setiap harinya. Terima kasih mau menjadi tempat aku berkeluh kesah
dan mendengarkan segala ocehanku. Terima kasih mengizinkanku menjadi anggota khusus
untuk ujian kesenian. Terima kasih mau menjadi bagian dalam hidupku, aku yang
kadang egois, menyebalkan, kekanakan, dan sesukanya sendiri.
Goffar, dialah ranger merah. Tetapi, pertama kali sebelum kenal dirinya Ia adalah
sosok yang tak ku suka. Bisa dibilang dia adalah sosok yang populer di sekolah
dengan segala drama cintanya. Aku tak tahu kenapa aku kemudian bisa begitu
dekat dengannya. Namun, aku ingin mengatakan: aku adalah sosok yang menyebalkan,
kadang marah-marah tanpa sebab, kekanakan, sok tahu dengan permasalahan cintanya,
membuat hubungan cintanya menjadi semakin rumit, ya...aku memang sok tahu. Aku
juga ingin mengatakan: terima kasih menjadikanku tempat untuk bercerita tentang
segala permasalahan cinta yang ia hadapi, padahal saran-saran dariku malah membuat
masalahnya menjadi semakin runyam. Terima kasih tidak meminta saranku ketika ia
menghadapi kisah cinta segitiga -itu
keputusan yang tepat-, terima kasih menjadi sosok
pemimpin-pelindung-penasihat yang baik, terima kasih menjadikanku teman
bercanda meskipun akhirnya aku marah-marah tanpa sebab yang pasti, Terima kasih
mau menjadi bagian dalam hidupku, aku yang kadang egois, menyebalkan, kekanakan,
dan sesukanya sendiri.
Umi, seseorang yang unpredictable. Kadang ia
tenang bagaikan lautan, namun ia juga dapat meletup-letup bagaikan gunung api. Sosok
yang masih mengharapkan cinta pertamanya. Aku akui bahwa dulu, kisah cintanya
adalah kisah cinta yang paling menarik di sekolah. Bagaikan seseorang yang
mendapatkan cinta seorang artis terkenal. Ia masih bisa menghadapi cintanya
menjadi kejaran gadis-gadis lain. Aku tak tahu secara mendalam tentang dirinya,
yang pasti aku hanya ingin mengatakan: melupakan masa lalu tentang cinta
pertama mungkin adalah jalan terbaik yang bisa ia pilih. Aku juga ingin
mengatakan: terima kasih menjadikanku tempat untuk bercerita tentang segala
keluh kesah yang ia hadapi, terima kasih memaklumi aku yang menyebalkan,
pemarah, kekanakan, dan sok tahu, bahkan suka ikut campur masalah yang sedang
ia hadapi. Terima kasih mau menjadi tokoh cerita fiksi yang aku tulis, terima
kasih mau memberi saran-saran yang kadang aku tak pedulikan karena aku yang
egois dan masih labil. Terima kasih menjadikanku mata-mata untuk tahu bagaimana
keadaan cinta pertamanya. Terima kasih mau menjadi bagian dalam hidupku, aku
yang kadang egois, menyebalkan, kekanakan, dan sesukanya sendiri.
Zulkhi, anak pindahan terbaik yang pernah aku
temui. Pertama kali berjumpa dengan dirinya serasa ia bukanlah orang yang ramah
karena senyum kecut dan muka sombongnya itu. Tetapi aku salah dengan segala
anggapanku. Ia kecil dan lucu. Hal terlucu dari dirinya adalah kisahnya yang
menjadi pengagum rahasia seseorang. Aku tak tahu apa yang ia suka dari sosok
berandal sekolah. Sejak kami satu kelas dengan berandal sekolah itu, aku tak
yakin ia benar-benar memerhatikan pelajaran. Bahkan ketika berandal sekolah
punya cinta monyet, ia tetap menjadi pengagum rahasia nomor satu. Aku ingin
mengatakan: terima kasih menjadikanku tempat untuk bercerita tentang hal
apapun, terima kasih mau melibatkan aku ke dalam cerita pengagum rahasianya
itu. Terima kasih mau menjadi tokoh cerita fiksi yang aku tulis, terima kasih
mau menjadi tempat aku berkeluh kesah dengan segala permasalahan yang aku
hadapi, terima kasih selalu membuat aku mengalah jika kami bertengkar. Terima
kasih membuat aku ke dalam posisi yang sulit ketika ia harus memperebutkan
laki-laki jangkung hingga ia terjebak dalam suatu permusuhan, terima kasih mau
memaklumi aku yang selalu lupa kapan ulang tahunnya. Terima kasih mau menjadi
bagian dalam hidupku, aku yang kadang egois, menyebalkan, kekanakan, dan
sesukanya sendiri.
Sugeng, sosok lucu yang suka mengalah. Ia mampu
menjadi sosok yang menghibur ketika aku tak mau tertawa. Ia dengan namanya yang
tak biasa seperti diriku. Ia yang juga anak band.
Kehidupannya yang tak begitu aku ketahui. Aku tak tahu apakah ia pernah punya
masalah atau tidak. Aku ingin mengatakan: terima kasih mau menjadi sosok lucu
dan penghibur ketika semua sedang kesusahan, terima kasih karena mengizinkanku
memanggilnya babe karena ia layaknya seorang ayah, terima kasih untuk tidak
marah dengan aku yang selalu menjodohkannya dengan seseorang di kelas, terima
kasih untuk selalu mengalah, terima kasih selalu menjadi pelindung-penghibur-pengalah
yang hebat. Terima kasih menjadi pendengar yang baik, terima kasih menjadi
penonton setia, terima kasih memintaku untuk mengajarinya bab pelajaran yang
tak ia mengerti. Terima kasih mau menjadi bagian dalam hidupku, aku yang kadang
egois, menyebalkan, kekanakan, dan sesukanya sendiri.
THE GUZT’S. Terima kasih mau menjadi bagian
dalam hidupku. Aku tahu mereka yang kadang terluka dengan perkataanku maupun
perbuatanku, mereka yang memaklumi sifat-sifatku, mereka yang tahu bahwa aku
unik dan berbeda, mereka yang selalu ada ketika aku tak tahu kepada siapa aku
harus datang, mereka yang bisa dewasa, mereka yang dapat menjadi -pencerita-penghibur-teman
bicara-pelindung-penasihat yang baik, mereka yang kadang butuh saran, mereka
yang kadang aku mintai saran, mereka yang kadang jujur, mereka yang kadang
berbohong demi kebaikanku, mereka yang tertawa, mereka yang menangis karena
permasalahan yang selalu mendewasakan mereka. Terima kasih mau menjadi bagian
dalam hidupku, dan mau untuk kumasuki kehidupannya.
Ini aku yang: kadang egois, menyebalkan, kekanakan,
dan sesukanya sendiri, bahkan marah-marah sendiri tanpa sebab yang jelas. Aku
yang kadang sok pelit karena tak mau memberi jawaban ketika ulangan atau ketika
ada pekerjaan rumah. Aku yang kadang cuma minta makanan yang mereka beli. Aku
yang hanya jadi pendengar ketika Teguh, Goffar, dan Sugeng membicarakan bola di
mana aku tak paham bola sama sekali. Aku yang serba salah jika Umi dan Zulkhi
sedang ada masalah dan berjauhan. Aku yang dimintai saran-saran walaupun pada
akhirnya saranku membuat permasalahannya semakin rumit. Aku yang sok-sokan
pintar padahal tidak sama sekali. Aku yang menjadi tempat mereka berkeluh
kesah. Aku yang diizinkan untuk tahu seluk beluk cerita kehidupan mereka. Aku
yang menjadikan mereka keluarga, sahabat, teman, kakak. Aku yang berharap
mereka tak akan pernah lupa dengan aku.
2 comments